“Arti Cinta”
cinta adalah kekuatan
yang mampu
mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah malang jadi untung,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah setan jadi nabi,
mengubah iblis jadi malaikat,
mengubah sakit jadi sehat,
mengubah kikir jadi dermawan
mengubah kandang jadi taman
mengubah penjara jadi istana
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah menjadi muhibah
itulah cinta!
cinta adalah kekuatan
yang mampu
mengubah duri jadi mawar,
mengubah cuka jadi anggur,
mengubah malang jadi untung,
mengubah sedih jadi riang,
mengubah setan jadi nabi,
mengubah iblis jadi malaikat,
mengubah sakit jadi sehat,
mengubah kikir jadi dermawan
mengubah kandang jadi taman
mengubah penjara jadi istana
mengubah amarah jadi ramah
mengubah musibah menjadi muhibah
itulah cinta!
“Tak Dapat Mengartikan Cinta”
sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
namun tanpa lidah,
cinta ternyata begitu terang
sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
cinta sendirilah yang menerangkan cinta
dan percintaan!
sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar.
namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
meskipun lidahku telah mampu menguraikan dengan terang.
namun tanpa lidah,
cinta ternyata begitu terang
sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya
kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta
dalam menguraikan cinta, akal terbaring tak berdaya
bagaikan keledai terbaring dalam lumpur
cinta sendirilah yang menerangkan cinta
dan percintaan!
“Pohon Zaitun Masih Berbunga”
Di kota Basrah
Seorang Ibu melagu
Didepan ayunan bayinya
Mendendangkan lagu sayang
Tidurlah nak, malam masih panjang
Pohon zaitun di halaman masih berbunga
Katakan pada dunia kita masih ada
Seribu satu cerita masih aku punya
Untuk mengantarkan kau dewasa
Syahrazad mungkin habis cerita
Tak menyangka di ujung umur dunia
Seorang durja memporak-porandakan negeri kita
Namun doa raibah
Membuka pintu Tuhan
Pintalah apa yang bisa kau pinta
Pintalah zaitun tetap berbunga
Pintalah darah syuhada menjadi pupuknya
Pintalah negeri kita tetap ada
Pintalah apa yang bisa kau pinta
Pintalah nak
Pinta!
Tuhan menjaga
“Mabukkanlah aku”
Tuhan mabukkanlah aku
Dengan anggur cinta-Mu
Rantai kaki erat-erat
Dengan belenggu penghambaan
Kuraslah seluruh isi diriku
kecuali cinta-Mu
Lalu recai dadaku
Hidupkan lagi diriku
Laparku yang maha pada-Mu
Telah membuatku
Berlimpah karunia
“Kau Mencintaiku”
Kau mencintaiku
Seperti bumi
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menanggung beban derita
Tak pernah lelah
Menghisap luka
Kau mencintaiku
Seperti matahari
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membagi cerah cahaya
Tak perna lelah menghangatkan jiwa
Kau mencintaiku
Seperti air
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membersihkan lara
Tak pernah lelah
Menyejukkan dahaga
Kau mencintaiku
Seperti bunga
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah
Meneduhkan gelisah nyala
Seorang Ibu melagu
Didepan ayunan bayinya
Mendendangkan lagu sayang
Tidurlah nak, malam masih panjang
Pohon zaitun di halaman masih berbunga
Katakan pada dunia kita masih ada
Seribu satu cerita masih aku punya
Untuk mengantarkan kau dewasa
Syahrazad mungkin habis cerita
Tak menyangka di ujung umur dunia
Seorang durja memporak-porandakan negeri kita
Namun doa raibah
Membuka pintu Tuhan
Pintalah apa yang bisa kau pinta
Pintalah zaitun tetap berbunga
Pintalah darah syuhada menjadi pupuknya
Pintalah negeri kita tetap ada
Pintalah apa yang bisa kau pinta
Pintalah nak
Pinta!
Tuhan menjaga
“Mabukkanlah aku”
Tuhan mabukkanlah aku
Dengan anggur cinta-Mu
Rantai kaki erat-erat
Dengan belenggu penghambaan
Kuraslah seluruh isi diriku
kecuali cinta-Mu
Lalu recai dadaku
Hidupkan lagi diriku
Laparku yang maha pada-Mu
Telah membuatku
Berlimpah karunia
“Kau Mencintaiku”
Kau mencintaiku
Seperti bumi
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menanggung beban derita
Tak pernah lelah
Menghisap luka
Kau mencintaiku
Seperti matahari
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membagi cerah cahaya
Tak perna lelah menghangatkan jiwa
Kau mencintaiku
Seperti air
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Membersihkan lara
Tak pernah lelah
Menyejukkan dahaga
Kau mencintaiku
Seperti bunga
Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah
Menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah
Meneduhkan gelisah nyala